Saturday, December 29, 2018

Cerita Dewasa Driku Meniduri Saudara Tiriku


Cerita dewasa – Pengalaman sex ku yang satu ini aku ingin kenalkan dulu namaku Ben, Cerita Dewasa ini dimulai, waktu aku SMA kelas 3, waktu itu aku baru sebulan tinggal sama ayah tiriku. Ibu menikah dengan orang ini karena tidak tahan hidup menjanda lama-lama. Yang aku tidak sangka-sangka ternyata ayah tiriku punya 2 anak cewek yang keren dan seksi habis, yang satu sekolahnya sama denganku, namanya Lusi dan yang satunya lagi sudah kuliah, namanya Riri.

Si Lusi cocok sekali kalau dijadikan bintang iklan obat pembentuk tubuh, nah kalau si Riri paling cocok untuk iklan BH sama suplemen payudara. Sejak pertama aku tinggal, aku selalu berangan-angan bahwa dapat memiliki mereka, tapi angan-angan itu selalu buyar oleh berbagai hal. Dan siang ini kebetulan tidak ada orang di rumah selain aku dengan Lusi, ini juga aku sedang kecapaian karena baru pulang sekolah. “Lus! entar kalau ada perlu sama aku, aku ada di kamar,” teriakku dari kamar. Aku mulai menyalakan komputerku dan karena aku sedang suntuk, aku mulai dech surfing ke situs-situs porno kesayanganku, tapi enggak lama kemudian Lusi masuk ke kamar sambil bawa buku, kelihatannya dia mau tanya pelajaran. “Ben, kemaren kamu udah nyatet Biologi belom, aku pinjem dong!” katanya dengan suara manja. Tanpa memperdulikan komputerku yang sedang memutar film BF via internet, aku mengambilkan dia buku di rak bukuku yang jaraknya lumayan jauh dengan komputerku.

“Lus..! nich bukunya, kemarenan aku udah nyatet,” kataku.
Lusi tidak memperhatikanku tapi malah memperhatikan film BF yang sedang di komputerku.
“Lus.. kamu bengong aja!” kataku pura-pura tidak tahu.
“Eh.. iya, Ben kamu nyetel apa tuh! aku bilangin bonyok loh!” kata Lusi.
“Eeh.. kamu barusan kan juga liat, aku tau kamu suka juga kan,” balas aku.
“Mending kita nonton sama-sama, tenang aja aku tutup mulut kok,” ajakku berusaha mencari peluang.
“Bener nich, kamu kagak bilang?” katanya ragu.
“Suwer dech!” kataku sambil mengambilkan dia kursi.
Lusi mulai serius menonton tiap adegan, sedangkan aku serius untuk terus menatap tubuhnya.
“Lus, sebelum ini kamu pernah nonton bokep kagak?” tanyaku.
“Pernah, noh aku punya VCD-nya,” jawabnya.
Wah gila juga nich cewek, diam-diam nakal juga.
“Kalau ML?” tanyaku lagi.

Agen Judi Online - “Belom,” katanya, “Tapi.. kalo sendiri sich sering.”
Wah makin berani saja aku, yang ada dalam pikiranku sekarang cuma ML sama dia.
Bagaimana caranya si “Beni Junior” bisa puas, tidak peduli saudara tiri, yang penting nafsuku hilang.
Melihat dadanya yang naik-turun karena terangsang, aku jadi semakin terangsang, dan batang kemaluanku pun makin tambah tegang.
“Lus, kamu terangsang yach, ampe napsu gitu nontonnya,” tanyaku memancing.
“Iya nic Ben, bentar yach aku ke kamar mandi dulu,” katanya.
“Eh.. ngapain ke kamar mandi, nih liat!” kataku menunjuk ke arah celanaku.
“Kasihanilah si Beni kecil,” kataku.
“Pikiran kamu jangan yang tidak-tidak dech,” katanya sambil meninggalkan kamarku.
“Tenang aja, rumah kan lagi sepi, aku tutup mulut dech,” kataku memancing.
Dan ternyata tidak ia gubris, bahkan terus berjalan ke kamar mandi sambil tangan kanannya meremas-remas buah dadanya dan tangan kirinya menggosok-gosok kemaluannya, dan hal inilah yang membuatku tidak menyerah. Kukejar terus dia, dan sesaat sebelum masuk kamar mandi, kutarik tangannya, kupegang kepalanya lalu kemudian langsung kucium bibirnya. Sesaat ia menolak tapi kemudian ia pasrah, bahkan menikmati setiap permainan lidahku. “Kau akan aku berikan pengalaman yang paling memuaskan,” kataku, kemudian kembali melanjutkan menciumnya. Tangannya membuka baju sekolah yang masih kami kenakan dan juga ia membuka BH-nya dan meletakkan tanganku di atas dadanya, kekenyalan dadanya sangat berbeda dengan gadis lain yang pernah kusentuh.

Perlahan ia membuka roknya, celanaku dan celana dalamnya. “Kita ke dalam kamar yuk!” ajaknya setelah kami berdua sama-sama bugil, “Terserah kaulah,” kataku,
“Yang penting kau akan kupuaskan.” Tak kusangka ia berani menarik penisku sambil berciuman, dan perlahan-lahan kami berjalan menuju kamarnya. “Ben, kamu tiduran dech, kita pake ’69′ mau tidak?” katanya sambil mendorongku ke kasurnya. Ia mulai menindihku, didekatkan vaginanya ke mukaku sementara penisku diemutnya, aku mulai mencium-cium vaginanya yang sudah basah itu, dan aroma kewanitaannya membuatku semakin bersemangat untuk langsung memainkan klitorisnya.
Tak lama setelah kumasukkan lidahku, kutemukan klitorisnya lalu aku menghisap, menjilat dan kadang kumainkan dengan lidahku, sementara tanganku bermain di dadanya. Tak lama kemudian ia melepaskan emutannya. “Jangan hentikan Ben.. Ach.. percepat Ben, aku mau keluar nich! ach.. ach.. aachh.. Ben.. aku ke.. luar,” katanya berbarengan dengan menyemprotnya cairan kental dari vaginanya. Dankemudian dia lemas dan tiduran di sebelahku.
“Lus, sekali lagi yah, aku belum keluar nich,” pintaku.
“Bentar dulu yach, aku lagi capek nich,” jelasnya.
Aku tidak peduli kata-katanya, kemudian aku mulai mendekati vaginanya.
“Lus, aku masukkin sekarang yach,” kataku sambil memasukkan penisku perlahan-lahan.



Agen Domino Bet - Kelihatannya Lusi sedang tidak sadarkan diri, dia hanya terpejam coba untuk beristirahat. Vagina Lusi masih sempit sekali, penisku dibuat cuma diam mematung di pintunya. Perlahan kubuka dengan tangan dan terus kucoba untuk memasukkannya, dan akhirnya berhasil penisku masuk setengahnya, kira-kira 7 cm.
“Jangan Ben.. entar aku hamil!” katanya tanpa berontak.
“Kamu udah mens belom?” tanyaku.
“Udah, baru kemaren, emang kenapa?” katanya.
Sambil aku masukkan penisku yang setengah, aku jawab pertanyaannya,
“Kalau gitu kamu kagak bakal hamil.”
“Ach.. ach.. ahh..! sakit Ben, a.. ach.. ahh, pelan-pelan, aa.. aach.. aachh..!” katanya berteriak nikmat.
“Tenang aja cuma sebentar kok, Lus mending doggy style dech!” kataku tanpa melepaskan penis dan berusaha memutar tubuhnya.
Ia menuruti kata-kataku, lalu mulai kukeluar-masukkan penisku dalam vaginanya dan kurasa ia pun mulai terangsang kembali, karena sekarang ia merespon gerakan keluar-masukku dengan menaik-turunkan pinggulnya.
“Ach.. a.. aa ach..” teriaknya.
“Sakit lagi Ben.. a.. aa.. ach..”
“Tahan aja, cuma sebentar kok,” kataku sambil terus bergoyang dan meremas-remas buah dadanya.
“Ben,. ach pengen.. ach.. a.. keluar lagi Ben..” katanya.
“Tunggu sebentar yach, aku juga pengen nich,” balasku.
“Cepetan Ben, enggak tahan nich,” katanya semakin menegang.
“A.. ach.. aachh..! yach kan keluar.”
“Aku juga Say..” kataku semakin kencang menggenjot dan akhirnya setidaknya enam tembakan spermaku di dalam vaginanya.
Kucabut penisku dan aku melihat seprei, apakah ada darahnya atau tidak? tapi tenyata tidak.
“Lus kamu enggak perawan yach,” tanyaku.
“Iya Ben, dulu waktu lagi masturbasi nyodoknya kedaleman jadinya pecah dech,” jelasnya.
“Ben ingat loh, jangan bilang siapa-siapa, ini rahasia kita aja.””Oh tenang aja aku bisa dipercaya kok, asal lain kali kamu mau lagi.”
“Siapa sih yang bisa nolak ‘Beni Junior’,” katanya mesra.

Setelah saat itu setidaknya seminggu sekali aku selalu melakukan ML dengan Lusi, terkadang aku yang memang sedang ingin atau terkadang juga Lusi yang sering ketagihan, yang asyik sampai saat ini kami selalu bermain di rumah tanpa ada seorang pun yang tahu, kadang tengah malam aku ke kamar Lusi atau sebaliknya, kadang juga saat siang pulang sekolah kalau tidak ada orang di rumah.
Kali ini kelihatannya Lusi lagi ingin, sejak di sekolah ia terus menggodaku, bahkan ia sempat membisikkan kemauannya untuk ML siang ini di rumah, tapi malangnya siang ini ayah dan ibu sedang ada di rumah sehingga kami tak jadi melakukan ini. Aku menjanjikan nanti malam akan main ke kamarnya, dan ia mengiyakan saja, katanya asal bisa ML denganku hari ini ia menurut saja kemauanku.

Ternyata sampai malan ayahku belum tidur juga, kelihatannya sedang asyik menonton pertandingan bola di TV, dan aku pun tidur-tiduran sambil menunggu ayahku tertidur, tapi malang malah aku yang tertidur duluan. Dalam mimpiku, aku sedang dikelitiki sesuatu dan berusaha aku tahan, tapi kemudian sesuatu menindihku hingga aku sesak napas dan kemudian terbangun.
“Lusi! apa Ayah sudah tidur?” tanyaku melihat ternyata Lusi yang menindihiku dengan keadaan telanjang.
“kamu mulai nakal Ben, dari tadi aku tunggu kamu, kamu tidak datang-datang juga. kamu tau, sekarang sudah jam dua, dan ayah telah tidur sejak jam satu tadi,” katanya mesra sambil memegang penisku karena ternyata celana pendekku dan CD-ku telah dibukanya.
“Yang nakal tuh kamu, Bukannya permisi atau bangunin aku kek,” kataku.
“kamu tidak sadar yach, kamu kan udah bangun, tuh liat udah siap kok,” katanya sambil memperlihatkan penisku.
“Aku emut yach.”
Emutanya kali ini terasa berbeda, terasa begitu menghisap dan kelaparan.
“Lus jangan cepet-cepet dong, kasian ‘Beni Junior’ dong!”
“Aku udah kepengen berat Ben!” katanya lagi.
“Mending seperti biasa, kita pake posisi ’69′ dan kita sama-sama enak,” kataku sembil berputar tanpa melepaskan emutannya kemudian sambil terus diemut.
Cerita Dewasa : Aku mulai menjilat-jilat vaginanya yang telah basah sambil tanganku memencet-mencet payudaranya yang semakin keras, terus kuhisap vaginanya dan mulai kumasukkan lidahku untuk mencari-cari klitorisnya.

“Aach.. achh..” desahnya ketika kutemukan klitorisnya.
“Ben! kamu pinter banget nemuin itilku, a.. achh.. ahh..”
“kamu juga makin pinter ngulum ‘Beni’ kecil,” kataku lagi.
“Ben, kali ini kita tidak usah banyak-banyak yach, aa.. achh..” katanya sambil mendesah.
“Cukup sekali aja nembaknya, taapi.. sa.. ma.. ss.. sa.. ma.. maa ac.. ach..” katanya sambil menikmati jilatanku.
“Tapi Ben aku.. ma.. u.. keluar nich! Ach.. a.. aahh..” katanya sambil menegang kemudian mengeluarkan cairan dari vaginanya.
“Kayaknya kamu harus dua kali dech!” kataku sambil merubah posisi.
“Ya udah dech, tapi sekarang kamu masukin yach,” katanya lagi.
“Bersiaplah akan aku masukkan ini sekarang,” kataku sambil mengarahkan penisku ke vaginanya.
“Siap-siap yach!”
“Ayo dech,” katanya.
“Ach.. a.. ahh..” desahnya ketika kumasukkan penisku.
“Pelan-pelan dong!”
“Inikan udah pelan Lus,” kataku sambil mulai bergoyang.
“Lus, kamu udah terangsang lagi belon?” tanyaku.
“Bentar lagi Ben,” katanya mulai menggoyangkan pantatnya untuk mengimbangiku, dan kemudian dia menarik kepalaku dan memitaku untuk sambil menciumnya.
“Sambil bercumbu dong Ben!”
Tanpa disuruh dua kali aku langsung mncumbunya, dan aku betul-betul menikmati permainan lidahnya yang semakin mahir.

“Lus kamu udah punya pacar belom?” tanyaku.”Aku udah tapi baru abis putus,” katanya sambil mendesah.
“Ben pacar aku itu enggak tau loh soal benginian, cuma kamu loh yang beginian sama aku.”
“Ach yang bener?” tanyaku lagi sambil mempercepat goyangan.
“Ach.. be.. ner.. kok Ben, a.. aa.. ach.. achh,” katanya terputus-putus.
“Tahan aja, atau kamu mau udahan?” kataku menggoda.
“Jangan udahan dong, aku baru kamu bikin terangsang lagi, kan kagak enak kalau udahan, achh.. aa.. ahh.. aku percepat yach Ben,” katanya.
Kemudian mempercepat gerakan pinggulnya.
“Kamu udah ngerti gimana enaknya, bentar lagi kayaknya aku bakal keluar dech,” kataku menyadari bahwa sepermaku sudah mengumpul di ujung.
“Achh.. ach.. bentar lagi nih.”
“Tahan Ben!” katanya sambil mengeluarkan penisku dari vaginanya dan kemudian menggulumnya sambil tanganya mamainkan klitorisnya.
“Aku juga Ben, bantu aku cari klitorisku dong!” katanya menarik tanganku ke vaginanya.
Sambil penisku terus dihisapnya kumainkan klitorisnya dengan tanganku dan..
“Achh.. a.. achh.. achh.. ahh..” desahku sambil menembakkan spermaku dalam mulutnya.
“Aku juga Ben..” katanya sambil menjepit tanganku dalam vaginanya.
“Ach.. ah.. aa.. ach..” desahnya.
“Aku tidur di sini yach, nanti bangunin aku jam lima sebelum ayah bagun,” katanya sambil menutup mata dan kemudian tertidur, di sampingku.
Tepat jam lima pagi aku bangun dan membangunkanya, kemudian ia bergegas ke kamar madi dan mempersiapkan diri untuk sekolah, begitu juga dengan aku. Yang aneh siang ini tidak seperti biasanya Lusi tidak pulang bersamaku karena ia ada les privat, sedangkan di rumah cuma ada Mbak Riri, dan anehnya siang-siang begini Mbak Riri di rumah memakai kaos ketat dan rok mini seperti sedang menunggu sesuatu.
“Siang Ben! baru pulang? Lusi mana?” tanyanya.
“Lusi lagi les, katanya bakal pulang sore,” kataku, “Loh Mbak sendiri kapan pulang? katanya dari Solo yach?”
“Aku pulang tadi malem jam tigaan,” katanya.
“Ben, tadi malam kamu teriak sendirian di kamar ada apa?”
Wah gawat sepertinya Mbak Riri dengar desahannya Lusi tadi malam.
“Ach tidak kok, cuma ngigo,” kataku sambil berlalu ke kamar.
“Ben!” panggilnya, “Temenin Mbak nonton VCD dong, Mbak males nich nonton sendirian,” katanya dari kamarnya.
“Bentar!” kataku sambil berjalan menuju kamarnya, “Ada film apa Mbak?” tanyaku sesampai di kamarnya.



Situs Judi Poker - “Liat aja, nanti juga tau,” katanya lagi.
“Mbak lagi nungguin seseorang yach?” tanyaku.
“Mbak, lagi nungguin kamu kok,” katanya datar, “Tuh liat filmnya udah mulai.”
“Loh inikan..?” kataku melihat film BF yang diputarnya dan tanpa meneruskan kata-kataku karena melihat ia mendekatiku. Kemudian ia mulai mencium bibirku.
“Mbak tau kok yang semalam,” katanya, “Kamu mau enggak ngelayanin aku, aku lebih pengalaman dech dari Lusi.”
Wah pucuk di cinta ulam tiba, yang satu pergi datang yang lain.
“Mbak, aku kan adik yang berbakti, masak nolak sich,” godaku sambil tangan kananku mulai masuk ke dalam rok mininya menggosok-gosok vaginanya, sedangkan tangan kiriku masuk ke kausnya dan memencet-mencet payudaranya yang super besar.
“Kamu pinter dech, tapi sayang kamu nakal, pinter cari kesempatan,” katanya menghentikan ciumannya dan melepaskan tanganku dari dada dan vaginanya.
“Mbak mau ngapain, kan lagi asyik?” tanyaku.”Kamu kagak sabaran yach, Mbak buka baju dulu terus kau juga, biar asikkan?” katanya sambil membuka bajunya.
Aku juga tak mau ketinggalan, aku mulai membuka bajuku sampai pada akhirnya kami berdua telanjang bulat.
“Tubuh Mbak bagus banget,” kataku memperhatikan tubuhnya dari atas sampai ujung kaki, benar-benar tidak ada cacat, putih mulus dan sekal.
Ia langsung mencumbuku dan tangan kanannya memegang penisku, dan mengarahkan ke vaginanya sambil berdiri.
“Aku udah enggak tahan Ben,” katanya.
Kuhalangi penisku dengan tangan kananku lalu kumainkan vaginanya dengan tangan kiriku.
“Nanti dulu ach, beginikan lebih asik.”
“Ach.. kamu nakal Ben! pantes si Lusi mau,” katanya mesra.
“Ben..! Mbak..! lagi dimana kalian?” terdengar suara Lusi memanggil dari luar.
“Hari ini guru lesnya tidak masuk jadi aku dipulangin, kalian lagi dimana sich?” tanyanya sekali lagi.
“Masuk aja Lus, kita lagi pesta nich,” kata Mbak Riri.
“Mbak! Entar kalau Lusi tau gimana?” tanyaku.
“Ben jangan panggil Mbak, panggil aja Riri,” katanya dan ketika itu aku melihat Lusi di pintu kamar sedang membuka baju.
“Rir, aku ikut yach!” pinta Lusi sambil memainkan vaginanya.
“Ben kamu kuat nggak?” tanya Riri.
“Tenang aja aku kuat kok, lagian kasian tuch Lusi udah terangsang,” kataku.
“Lus cepet sinih emut ‘Beni Junior’,” ajakku.
Tanpa menolak Lusi langsung datang mengemut penisku.
“Mending kita tiduran, biar aku dapet vaginamu,” kataku pada Riri.
“Ayo dech!” katanya kemudian mengambil posisi.
Riri meletakkan vaginanya di atas kepalaku, dan kepalanya menghadap vagina Lusi yang sedang mengemut penisku.
“Lus, aku maenin vaginamu,” katanya.
Tanpa menunggu jawaban dari Lusi ia langsung bermain di vaginanya.Permainan ini berlangsung lama sampai akhirnya Riri menegangkan pahanya, dan.. “Ach.. a.. aach.. aku keluar..” katanya sambil menyemprotkan cairan di vaginanya.
“Sekarang ganti Lusi yach,” kataku.
Kemudian aku bangun dan mengarahkan penisku ke vaginanya dan masuk perlahan-lahan.
“Ach.. aach..” desah Lusi.
“Kamu curang, Lusi kamu masukin, kok aku tidak?” katanya.
“Abis kamu keluar duluan, tapi tenang aja, nanti abis Lusi keluar kamu aku masukin, yang penting kamu merangsang dirimu sendiri,” kataku.
“Yang cepet dong goyangnya!” keluh Lusi.
Kupercepat goyanganku, dan dia mengimbanginya juga.
“Kak, ach.. entar lagi gant.. a.. ach.. gantian yach, aku.. mau keluar ach.. aa.. a.. ach..!” desahnya, kemudian lemas dan tertidur tak berdaya.
“Ayo Ben tunggu apa lagi!” kata Riri sambil mengangkang mampersilakan penisku untuk mencoblosnya.
“Aku udah terangsang lagi.”
Tanpa menunggu lama aku langsung mencoblosnya dan mencumbunya.
“Gimana enak penisku ini?” tanyaku.
“Penis kamu kepanjangan,” katanya, “tapi enak!”.
“Kayaknya kau nggak lama lagi dech,” kataku.
“Sama, aku juga enggak lama lagi,” katanya, “Kita keluarin sama-sama yach!” terangnya.
“Di luar apa di dalem?” tanyaku lagi.
“Ach.. a.. aach.. di.. dalem.. aja..” katanya tidak jelas karena sambil mendesah.
“Maksudku, ah.. ach.. di dalem aja.. aah.. ach.. bentar lagi..”
“Aku.. keluar.. ach.. achh.. ahh..” desahku sambil menembakkan spermaku.
“Ach.. aach.. aku.. ach.. juga..” katanya sambil menegang dan aku merasakan cairan membasahi penisku dalam vaginanya.
Akhirnya kami bertiga tertidur di lantai dan kami bangun pada saat bersamaan.
“Ben aku mandi dulu yach, udah sore nich.”
“Aku juga ach,” kataku.
“Ben, Lus, lain kali lagi yach,” pinta Riri.
“Itu bisa diatur, asal lagi kosong kayak gini, ya nggak Ben!” kata Lusi.
“Kapan aja kalian mau aku siap,” kataku.
“Kalau gitu kalian jangan mandi dulu, kita main lagi yuk!” kata Riri mulai memegang penisku.
Cerita Dewasa : Akhirnya kami main lagi sampai malam dan kebetulan ayah dan ibu telepon dan mengatakan bahwa mereka pulangnya besok pagi, jadi kami lebih bebas bermain, lagi dan lagi. Kemudian hari selanjutya kami sering bermain saat situasi seperti ini, kadang tengah malam hanya dengan Riri atau hanya Lusi. Oh bapak tiri, ternyata selain harta banyak, kamu juga punya dua anak yang siap menemaniku kapan saja, ohh nikmatnya hidup ini.

Post By : Bet2Poker


Friday, December 28, 2018

Cerita Sex Menantu Yang Sangat Mengoda


Cerita dewasa – Berdiri di depan pintu rumahku, menantu permpuanku, Mirna, mendekatkan kepalanya ke arahku dan berbisik, “Kalau Ayah mau aku nggak menolak.” Dia memberiku sebuah kecupan ringan di pipi, dan berbalik lalu berjalan menyusul suami dan anaknya yang sudah lebih dulu menuju ke mobil. Yoyok menempatkan bayinya ada dudukan bayi itu, dan seperti biasanya, dia terlalu jauh untuk mendengar apa yang dibisikkan istrinya tercintanya terhadap Ayah kandungnya.

Mirna melenggang di jalan kecil depan rumah dengan riangnya bagai seorang gadis remaja yang menggoda.
Yoyok tak mengetahui ini juga, ini semua dilakukan istrinya hanya untukku…

Mungkin kalian semua mengira aku terlalu mengada-ada soal ini, tapi kenyataannya apa yang Mirna lakukan
ini tidak hanya sekali ini saja. Dan sejak aku tak terlalu terkejut lagi, aku merasa ada sesuatu yang
hilang jika dia tidak melakukannya saat berkunjung ke rumahku.Aku merasa ada getaran pada penisku, dan
sebagai seorang laki-lakii biasa yang masih normal, pikiran ‘andaikan… yang wajar menurutku selalu hadir
di benakku.
Mirna adalah seorang wanita yang bertubuh mungil, tapi meskipun begitu ukuran tubuhnya tersebut tak
mampu menutupi daya tarik seksualnya. Sosoknya terlihat tepat dalam ukurannya sendiri. Dia mempunyai
rambut hitam pekat yang dipotong sebahu, dia sering mengikatnya dengan bandana. Dia memiliki energi dan
keuletan yang sepengetahuanku tak dimiliki orang lain. Sebuah keindahan nan elok kalau ingin
mendiskripsikannya. Dia selalu sibuk, selalu terlihat seakan dikejar waktu tapi tetap selalu terlihat
manis. Dia masuk dalam kehidupan keluarga kami sejak dua tahun lalu, tapi dengan cepat sudah terlihat
sebagai anggota keluarga kami sekian lamanya.

Yoyok bertemu dengan mirna saat masih kuliah di tahun pertama. Mirna baru saja lulus SMU, mendaftar di
kampus yang sama dan ikut kegiatan orientasi mahasiswa baru. Kebetulan Yoyok yang bertugas sebagai
pengawas dalam kelompoknya Mirna. Seperti yang sering mereka bilang, cinta pada pandangan pertama.

Mereka menikah di usia yang terbilang sangat muda, Yoyok 23 tahun dan Mirna 19 tahun. Setahun kemudian
bayi pertama mereka lahir. Aku ingat waktu itu kebahagian terasa sangat menyelimuti keluarga kami.
Suasana saat itu semakin membuat kami dekat. Mirna mempunyai selera humor yang sangat bagus, selalu
tersenyum riang, dan juga menyukai bola. Dia sering terlihat bercanda dengan Yoyok, mereka benar-benar
pasangan serasi. Dia selalu memberi semangat pada Yoyok yang memang memerlukan hal itu.

Yoyok dan Mirna sering berkunjung kemari, membawa serta bayi meraka. Mereka telah mengontrak rumah
sendiri, meskipun tak terlalu besar. Aku pikir mereka merasa kalau aku membutuhkan seorang teman, karena
aku seorang lelaki tua yang akan merasa kesepian jika mereka tak sering berkunjung. Disamping itu, aku
memang sendirian di rumah tuaku yang besar, dan aku yakin mereka suka bila berada disini, dibandingkan
rumah kontrakannya yang sempit.

Ibunya Yoyok telah meninggal karena kanker sebelum Mirna masuk dalam kehidupan kami. Sebenarnya, tanpa
mereka, aku benar-benar akan jadi orang tua yang kesepian. Aku masih sangat merindukan isteriku, dan
bila aku terlalu meratapi itu, aku pikir, kesepian itu akan memakanku. Tapi pekerjaanku di perkebunan
serta kunjungan mereka, telah menyibukkanku. Terlalu sibuk untuk sekedar patah hati, dan terlalu sibuk
untuk mencari wanita untuk mengisi sisa hidupku lagi. Aku tak terlalu memusingkan kerinduanku pada sosok
wanita. Tak terlalu.

Agen Domino Bet - Bayi mereka lahir, dan menjadi penerus keturunan keluarga kami. Kami sangat menyayanginya. Dan kehidupan
terus berjalan, Yoyok melanjutkan pendidikannya untuk gelar MBA, dan Mirna bekerja sebagai Teller di
sebuah Bank swasta.

Kunjungan mereka padaku tak berubah sedikitpun, cuma bedanya sekarang mereka sering membawa beberapa
bingkisan juga. Tentu saja, diasamping itu juga perlengkapan bayi, beberapa popok, mainan dan makanan
bayi.

Beberapa bulan lalu Mirna dan bayi mereka datang saat Yoyok masih di kelasnya. Dia duduk disana
menggendong bayinya di lengannya. Dia sedang berusaha untuk menidurkan bayinya. Aku tak tahu caranya,
tapi pemandangan itu entah bagaimana telah menggelitik kehidupan seksualku.

“Ngomong-omong… kapan Ayah akan segera menikah lagi?” dia bertanya dengan getaran pada suaranya.

“Aku tak tahu. Aku kelihatannya belum terlalu membutuhkan kehadiran seorang wanita
dalam hidupku.

Lagipula, aku telah memiliki kalian yang menemaniku.”

“Aku tidak bicara tentang teman. Aku sedang bicara soal seks.” matanya mengedip kearahku saat dia
bicara.
“Apa?”“Ayah tahu, seks.” dia hampir saja tertawa sekarang.
“Ketika seorang lelaki dan wanita sudah telanjang dan memainkan bagiannya masin-masing?”
“Ya, aku tahu seks,” aku membela diri.
“Lagipula kamu pikir darimana suamimu berasal?”
“Yah, aku hanya khawatir kalau Ayah sudah melupakannya. Maksudku, apa Ayah tak merindukan hal itu?”
“Terima kasih atas perhatianmu, tapi aku sudah terlalu tua untuk hal seperti itu.”
“Hei! Lelaki tak pernah bosan dengan hal itu. Setidaknya begitulah dengan putramu.”
“Anakku jauh lebih muda dariku, dan dia mempunyai seorang istri yang cantik.”
“Terima kasih, tapi aku masih tetap menganggap Ayah membutuhkannya,” dia menekankan suaranya pada kata
‘Ayah’.
“Terima kasih sudah ngobrol,” kataku, masih terdengar sengit.Cerita Sex Pembantu

Ada sedikit jeda pada perbincangan itu, saat dia masih menekan kehidupan seksualku. Aku pikir bukanlah
urusannya untuk mencampuri hal itu meskipun kadang aku membayangkannya juga.



Situs Judi Poker - Dia pandang bayinya, yang akhirnya tertidur, dan memberinya sebuah senyuman rahasia, sepertinya mereka
berdua akan berbagi sebuah rahasia besar.
Masih memandangnya, tapi dia berbicara padaku, “Kalau Ayah mau… aku nggak menolak.”

“Apa!!!?”
“Aku serius.” Mirna menatapku.
“Kalau Ayah menginginkan aku… Ayah adalah seorang lelaki yang tampan. Ayah membutuhkan seks. Disamping
itu, aku bersedia, kan?”

Aku pikir dia sedang bercanda. Tapi wanita yang menggoda ini tidak sedang main-main. Tapi tetap saja tak
mungkin aku melakukannya dengan istri dari anak kandungku sendiri.

“Terima kasih atas tawarannya, tapi kupikir aku akan menolak tawaranmu.” suaraku terdengar penuh dengan
keraguan saat mengucapkannya.

Mirna mencibirkan bibir bawahnya, aku tak bisa menduga apa yang sedang dirasakannya. Dia tetap terlihat
menawan, dan aku merasa Yoyok sangat beruntung.Dia bicara dengan pelan.

“Dengar, Yoyok tak akan tahu. Maksudku, aku tak akan mengatakannya kalau Ayah juga menjaga rahasia. Dan
bukan berarti aku menawarkan diriku pada setiap lelaki yang kutemui. Aku bukan wanita seperti itu dan
aku bisa mengatur agar sering berkunjung kemari. Dan aku tahu Ayah menganggapku cukup menarik kan, sebab
aku sering melihat Ayah memandangi pantatku.”

Aku tak mungkin menyangkalnya. Mirna mungkin tak terlalu tinggi, tapi dia memiliki bongkahan pantat yang
indah diatas kedua kakinya.

“Ya, kamu memang memiliki pantat yang indah. Tapi itu bukan berarti kalau aku ingin berselingkuh dengan
menantuku sendiri.”

Dia berhenti sejenak, tapi Mirna kelihatannya tak akan menyerah begitu saja.

“Yah, tapi jangan lupa.
“Kalau Ayah mau… aku nggak menolak.”

Dan itulah awal dari semua ini.

Seiring minggu yang berlalu, entah di sengaja atau tidak, dia seakan selalu berusaha untuk menggodaku,
membuat puting sususnya menyentuh dadaku saat dia menyerahkan bayinya padaku untuk ku gendong. Atau dia
masukkan jarinya di mulutnya saat Yoyok tak melihat, dan menghisapnya dengan pandangan penuh kenikmatan
ke arahku. Suatu waktu dia duduk di lantai dengan kaki menyilang dan sedang bermain dengan bayinya, dia
memandangku tepat di mata, tersenyum, dan menyentuh pangkal paha di balik celana jeansnya. Aku tak akan
melupakan hal itu.

Dan dia entah bagaimana selalu menemukan cara untuk berduaan denganku walaupun sesaat, dan dia memberiku
ciuman singkat yang penuh gairah, tepat di bibir. Itu semua dilakukannya berulang-ulang.

“Kalau Ayah mau… aku nggak menolak,” dia berbisik di belakang Yoyok saat suaminya itu sedang memasukkan
DVD pada player.
“Kalau Ayah mau… aku nggak menolak,” dia berbisik saat mendekat untuk menyodorkan minuman padaku.
“Kalau Ayah mau… aku nggak menolak,” dia membisikkannya setiap kali dia berpamitan.

Dan sekarang, aku bukanlah terbuat dari batu, dan aku tak akan bilang tingkah lakunya itu tidak
memberikan pengaruh terhadapku. Mirna sangat manis dan mungil, dan meskipun setelah melahirkan bayi
pertamanya tak membuat tubuhnya berubah seperti kebanyakan wanita. Dia tetap langsing, dan manis, dan
dia menawarkan dirinya untuk kumiliki. Tapi aku tak akan memulai langkah pertama untuk tidur dengan
menantuku sendiri, tak perduli semudah apapun itu.
Setidaknya itulah yang tetap kukatakan pada diriku sendiri.

Beberapa minggu yang lalu kami semua berkumpul di rumahku untuk melihat pertandingan bola. Aku mengambil
beberapa kaleng minuman dan sedang berada di dapur untuk menyiapkan beberapa makanan ringan saat Mirna
muncul dari balik pintu itu.

“Hai!” sapanya, membuka pintu dan masuk ke dapur.
“Ayah sudah siap untuk pertandingan nanti?”
“Hampir. Aku sedang membuat makanan untuk keluarga kecil kita, dan aku punya beberapa wortel untuk
cucuku. Aku pikir dia akan suka dan warnanya sama dengan kesebelasan yang akan bertanding nanti, kan?”

Mirna tertawa dan berkata. “Aku rasa dia tak akan perduli. Disamping itu bukankah ada hal lain yang
lebih baik yang bisa Ayah kerjakan untukku?”

“Jangan menggodaku. Aku seorang kakek dan aku akan lakukan apa yang menurutku akan disukai oleh cucuku.”
aku memandangnya.

Mirna berdiri di sana memakai bandana merah kesukaannya diatas rambutnya yang sebahu.

Dia memakai kaos yang sedikit ketat yang bahkan tak sampai ke pinggangnya, dan pusarnya mengedip padaku
dibalik kaosnya. Kancing jeansnya membuatnya kelihatan seperti anak-anak diera bunga tahun 60an, dan dia
memakai sandal dengan bagian bawah yang tebal yang menjadikannya lebih tinggi sepuluh centi. Kuku
kakinya dicat merah senada dengan lipstiknya, dan itu menjadi terlihat dengan sangat menarik dibalik
denimnya.

Dia selalu suka mengenakan perhiasan, dan dia memakainya pada leher, telinga, pergelangan tangan dan
bahkan di jari kakinya. Dia membuatku berandai-andai jika saja aku masih remaja, jadi aku dapat memacari
gadis sepertinya. Mungkin suatu waktu nanti aku harus pergi ke kampus dan mencari gadis-gadis.
Khayalanku terhenti saat menyadari kalau Yoyok dan bayinya tidak mengikutinya masuk.

“Mana anggota keluargamu yang lainnya?” aku bertanya ingin tahu.

“Mereka akan segera datang. Yoyok pergi ke toko perkakas untuk membeli peralatan mesin cuci yang rusak.
Dia ingin membawa serta anaknya. ‘Perjalanan ke toko perkakas yang pertama bersama Ayah’ kurasa yang
dikatakannya padaku.” dia tersenyum.
“Apa Ayah mempermasalahkan saat pertama kalinya mengajak Yoyok ke toko perkakas?”
“Aku tak ingat,” aku berkata dengan garing.

Mirna mendekat padaku, dan menaruh tangannya melingkari leherku.

“Ini kesempatan Ayah. Kalau Ayah mau… aku nggak menolak.”

Mirna memandangku tepat di mata dan mengangkat tubuhnya dan menciumku lama dan liar. Aku ingin
mendorongnya, tapi aku tak tahu dimana aku harus menaruh tanganku. Aku tak mau menyentuh pinggang
telanjang itu, dan jika aku menaruh tanganku di dadanya aku pasti akan menyentuh puting susunya. Saat
aku masih terkejut dan bingung, aku temukan diriku menikmati ciumannya. Ini sudah terlalu lama, dan aku
merasa telah lupa akan rasa lapar yang mulai tumbuh dalam diriku.



Agen Judi Poker - Akhirnya aku menghentikan ciuman itu dan mundur dan melepaskan tangannya dari leherku.

“Kita tak bisa melakukannya.” aku mencoba menyampaikannya dengan lembut, tapi aku takut itu kedengaran
seperti rajukan.
“Ya kita bisa.” Mirna kembali menaruh lengannya di leherku dan mendorong bibirku ke arahnya.

Ada gairah yang lebih lagi dalam ciuman kali ini, dan akhirnya penerimaanku. Kali ini saat kami
berhenti, ada sedikit kekurangan udara diantara kami berdua, dan aku semakin merasa sedikit bimbang.

Mirna memandangku dengan binar di matanya dan sebuah senyuman di bibirnya.

“Ayah menginginkanku. Aku bisa merasakannya. Ayah tak mendapatkan wanita setahun belakangan ini, dan
Ayah tak mempunyai tempat untuk melampiaskannya. Dan aku menginginkan Ayah. Jadi tunggu apa lagi…”Pada
sisi ini aku tak mampu berkomentar.

Aku menginginkannya. Tapi aku tak dapat meniduri menantuku, bisakah aku? Tapi aku menginginkan dia. Aku
merasa pertahananku melemah, dan saat Mirna menciumku lagi, aku jadi sedikit terkejut saat menyadari
diriku membalas ciumannya dengan rakus.

“Mmmmm. Itu lebih baik,” katanya saat kami berhenti untuk mengambil nafas.

Mirna menarik tangannya dari leherku dan mulai melepaskan kancing celanaku saat menciumku kembali lalu
dia mundur. Jadi dia bisa melihat saat dia melepaskan kancing jeansku, menurunkan resletingnya, dan
merogoh ke dalam untuk mengeluarkan barangku. Aku terkejut saat terlihat jadi tampak lebih besar di
genggaman tangannya yang kecil. Setahun sudah tak disentuh oleh wanita , dan bereaksi dengan cepat,
menjadi keras dan cairan pre-cumnya keluar saat dia mengocoknya dengan lembut.

Mirna mundur dan duduk. Saat kepalanya turun, dia menempatkan bibirnya di pangkal penisku yang basah.
“Aku rasa aku menyukai bentuknya,” bisiknya sambil menatap mataku.

Lalu kemudian dia membuka mulutnya dan dengan perlahan memasukkan penisku ke dalam mulutnya. Ke dalam
dan lebih dalam lagi penisku masuk dalam mulutnya yang lembut, hangat dan basah, dan aku merasa berada
di dalam vagina yang basah dan kenyal saat lidahnya menari di penisku. Akhirnya aku merasa telah berada
sedalam yang ku mampu, bibirnya menyentuh rambut kemaluanku dan kepala penisku berada entah di mana jauh
di tenggorokannya. Penisku tanpa terasa mengejang, dan pinggangku bergerak berlawanan arah dengannya,
dan bersiap untuk menyetubuhi wajahnya.

Tapi Mirna perlahan menjauhkan mulutnya dariku, menimbulkan suara seperti sedang mengemut permen. Saat
dia bangkit untuk menciumku lagi, aku mengarahkan tanganku diantara pahanya. Aku gosok jeansnya dan dia
menggeliat karenanya.

“Mmmm, itu pasti nikmat,” katanya.
“Tapi biar aku membuatnya jadi lebih mudah.”

Mirna melepaskan kancing celananya dan menurunkan resletingnya, memperlihatkan celana dalam katunnya
yang bergambar beruang kecil. Diturunkannya celananya dan melepaskannya dari tubuhnya. Kami melihat ke
bawah pada area gelap dibawah sana dimana kewanitaannya bersembunyi, dan kemudian aku sentuh perutnya
yang kencang dan terus menurunkan celana dalamnya.

Mirna mengerang dalam kenikmatan saat tanganku mencapai sasarannya dibalik celana dalamnya. Vaginanya
serasa selembut pantat bayi, dan aku sadar kalau dia pasti telah mencukurnya sebelum kemari. Terasa
basah dan licin oleh cairan kewanitaannya dan membuatku kagum karena itu tak menimbulkan bekas basah di
luar jeansnya. Saat tanganku menyelinap dibalik bibir vaginanya dan menyentuh klitorisnya yang mengeras,
dia memejamkan matanya dan menekan berlawanan arah dengan jariku.

Mirna menaruh salah satu tangannya di leherku dan mendorong kami untuk sebuah ciuman intensif berikutnya
sedangkan tangannya yang lain mengocok penisku dan tanganku terus bergerak dalam lubang basahnya. Saat
kami berhenti untuk bernafas, Mirna mundur dan mengatakan sesuatu yang mengejutkan,

“Yoyok datang.” Aku segera melepasnya dan menuju jendela. Ya, mobil Yoyok terlihat di jalan sedang
menuju kemari.

Cerita Sex - Mirna pasti melihatnya dari balik bahuku saat kami saling mencumbui leher. Tiba-tiba perasaan bersalah
datang menerkam karena hampir saja ketahuan. Aku tak percaya apa yang hampir saja kami lakukan. Dengan
tergesa-gesa aku kenakan kembali celanaku, tapi Mirna menghentikanku dan menangkap tanganku dan
melanjutkan kocokannya.

“Hei, tidak boleh. Tak semudah itu Ayah boleh mengakhirinya. Aku telah menunggu terlalu lama untuk ini.”
“Tapi Yoyok hampir datang! Dia akan melihat kita!”

Mirna mengeluarkan penisku dan berjalan ke arah meja dapur.

“Ini perjanjiannya,” katanya.
“Aku tak akan mengadu pada Yoyok tentang apa yang baru saja kita lakukan kalau Ayah dapat dapat
mengeluarkan seluruh sperma Ayah dalam vaginaku sebelum dia sampai kemari.” Sambil berkata begitu, dia
menurunkan celananya hingga lutut dan membungkuk di meja itu.“Dia segera datang!” hampir saja aku
teriak.“Tidak.”

Mirna membentangkan kakinya sejauh celananya memungkinkan untuk itu dan dia memandangku lewat bahunya.
“Dia harus menggendong bayi dan mengeluarkan semua barangnya. Biasanya dia memerlukan beberapa menit.
Sekarang kemarilah dan setubuhi aku.”

Mirna telah telanjang dari pinggang hingga kaki, dan dia memohon padaku agar segera memasukkan diriku
dalam tubuhnya. Aku menatap dua lubang yang mengundang itu. Pantatnya begitu kencang dan aku tak terusik
saat melihat lubang anusnya yang berkerut kemerahan, dan di bawahnya, bibir vaginanya yang merah,
terlihat mengkilap basah. Kakinya tak sejenjang model, tapi lebih kecil dan terasa pas, dan aku
membayangkan bercinta dengannya beberapa jam.

Tangannya bergerak kebelakang diantara pahanya dan menempatkan tangannya pada vaginanya. Dengan dua
jarinya dilebarkannya bibir vaginanya hingga terbuka, dan aku dapat melihat lubang merah mudanya
mengundang penisku agar segera masuk.

“Ayo,” katanya.
“Ambil aku.”

Aku tak tahu apa dia sedang bercanda saat mengatakannya. Yoyok atau bukan, rangsangan ini lebih dari
cukup untuk mereguk birahinya. Aku melangkah ke belakang menantuku dan menempatkan penisku di
kewanitaannya. Saat aku mendorong penisku melewati lubang surganya yang sempit, aku dapat merasakan jari
Mirna menahan bibir madunya agar tetap terbuka, dan dia melenguh saat aku memegang pinggangnya dan
memasukkan diriku padanya.

Mirna telah sangat basah hingga aku dengan mudah melewati vagina mudanya yang sempit. Aku mulai
mengayunkan barangku di dalamnya, sebagian didorong oleh nafsu akan tubuh menggairahkannya dan sebagian
oleh rasa takut jika Yoyok memergoki kami. Mirna mengerang, dan aku dapat merasakan jarinya menggosok
kelentit dan bibir vaginanya sendiri. Nafasnya mulai tersengal, dan setelah beberapa goyangan dariku,
dia segera orgasme. Suara rengekan pelan keluar dari bibirnya saat dia mencengkeram pinggiran meja
dengan kuat, dan letupan orgasmenya menggoncang kami berdua saat aku menghentaknya.

Itu cukup untuk menghantarku. Aku tak berhubungan dengan wanita dalam setahun ini, dan aku belum pernah
mendapatkan yang sepanas Mirna. Aku menahan nafas dan mendorong seluruh kelaki-lakianku ke dalam
dirinya. Kami mematung, dan kemudian spermaku menyemprot dengan hebat jauh di dalam surganya. Serasa aku
telah mengguyurnya dengan sperma yang panas dan berlebih. Dia mengerang dalam nikmat, menggetarkan
pantatnya di seputar penisku saat aku mengosongkan persediaan benihku. Dia melemah seiring dengan
habisnya spermaku, dan kami akhirnya berhenti bergerak, kecuali untuk mengambil nafas.

Takut Yoyok akan datang sebelum kami sempat melepaskan diri, aku keluarkan diriku dari tubuhnya dengan
bunyi plop yang basah, lalu mundur menjauh dan mengenakan celanaku. Mirna masih tetap berbaring
tertelungkup di atas meja merasakan kehangatan campuran cairan birahi kami, pantat telanjangnya masih
tetap memanggilku. Aku lihat spermaku dan cairannya mulai meleleh keluar dari bibir surganya.

Aku palingkan muka dan melihat Yoyok hampir sampai di pintu belakang, bayi di tangan yang satu dan
belanjaan di tangan lainnya.

Aku berbalik dan memohon pada Mirna.

” Ayolah!” kataku.
“Kamu telah dapatkan keinginanmu. Dia hampir sampai kemari.”

Mirna bangkit, tatapan matanya masih kelihatan linglung. Dia bergerak ke depanku, menjadikanku sebagai
penghalang dari pandangan suaminya saat dia dengan tergesa-gesa memakai celananya.

“Apa kalian sudah siap untuk pertandingannya?” tanya Yoyok sambil membuka pintu.
“Ya,” aku menjawab dari balik punggungku saat aku diam untuk menghalangi Mirna yang menaikkan
resletingnya.

Setelah dia selesai, aku segera berbalik untuk menyambut Yoyok.

“Ini,” katanya, menyodorkan bayinya padaku dan meletakkan belanjaannya diatas meja dapur.
“Urus ini, aku akan mengambil popok bayi.” Yoyok melangkah ke pintu yang masih terbuka, dan aku
menghampiri Mirna. Dia masih terlihat sedikit linglung.
“Hampir saja,” kataku.
“Sini, biar aku yang menggendongnya.”Aku berikan bayinya.

Mirna memberiku pemandangan seraut wajah dari seorang wanita yang puas sehabis bersetubuh, dan memberiku
ciuman hangat yang basah.

“Masih ada satu hal lagi yang harus kuketahui,”katanya.
“Apa itu?”Kalau aku ingin, bisakah aku mendapatkannya besok?” Dan dia melenggang begitu saja tanpa menunggu jawabanku yang hanya melongo bengong. Dia yakin kalau akan bersedia.

Post By : Bet2Poker


Wednesday, December 26, 2018

Cerita Ngentot Kenikmatan Dengan Pacar Kakak


Cerita dewasa – Siang itu aku sendirian papa, Mama dan Mbak Sari mendadak ke Jakarta karena nenek sakit, Aku nggak bisa ikut karena ada kegiatan sekolah yang nggak bisa aku tinggalin.

Daripada bengong sendirian aku iseng bersih-bersih rumah. Pas aku lagi bersihin kamar Mbak Sari aku nemu sekeping VCD. Ketika aku merhatiin sampulnya.. astaga!! ternyata gambarnya sepasang bule yang sedang berhubungan sex. Badanku gemetar, jantungku berdegup kencang. Pikiranku menerawang saat kira-kira 1 bulan yang lalu aku tanpa sengaja mengintip Mbak Sari dengan pacarnya berbuat seperti yang ada di sampul VCD tsb. Sejak itu aku sering bermasturbasi membayangkan sedang bersetubuh.

Tadinya aku bermaksud mengembalikan VCD tersebut ke tempatnya, tapi aah.. mumpung sendirian aku memutuskan untuk menonton film tersebut. Jujur aja aku baru sekali ini nonton blue film.
Begitu aku nyalain di layar TV terpampang sepasang bule yang sedang saling mencumbu. Pertama mereka saling berciuman, kemudian satu persatu pakaian yang melekat mereka lepas. Si cowok mulai menciumi leher ceweknya, kemudian turun ke payudara. Si cewek tampak menggeliat menahan nafsu yang membara. Sesaat kemudian si cowok mejilati vaginanya terutama di bagian klitorisnya. Si cewek merintih-rintih keenakan. Selanjutnya gantian si cewek yang mengulum penis si cowok yang sudah ereksi. Setelah beberapa saat sepertinya mereka tak tahan lagi, lalu si cowok memasukkan penisnya ke vagina cewek bule tadi dan langsung disodok-sodokin dengan gencar. Sejurus kemudian mereka berdua orgasme. Si cowok langsung mencabut rudalnya dari vagina kemudian mengocoknya di depan wajah ceweknya sampai keluar spermanya yang banyak banget, si cewek tampak menyambutnya dengan penuh gairah.

Aku sendiri selama menonton tanpa sadar bajuku sudah nggak karuan. Kaos aku angkat sampai diatas tetek, kemudian braku yang kebetulan pengaitnya di depan aku lepas. Kuelus-elus sendiri tetekku sambil sesekali kuremas, uhh.. enak banget. Apalagi kalo kena putingnya woww!!
Celana pendekku aku pelorotin sampe dengkul, lalu tanganku masuk ke balik celana dalam dan langsung menggosok-gosok klitorisku. Sensasinya luar biasa!!
Makin lama aku semakin gencar melakukan masturbasi, rintihanku semakin keras. Tanganku semakin cepat menggosok klitoris sementara yang satunya sibuk emremas-remas toketku sendiri. Dan,
“Oohh.. oohh..”
Aku mencapai orgasme yang luar biasa. Aku tergeletak lemas di karpet.



Cerita Sex - Tiba-tiba, bel pintu berbunyi. Tentu saja aku gelagapan benerin pakaianku yang terbuka disana-sini. Abis itu aku matiin VCD player tanpa ngeluarin discnya.
“Gawat!” pikirku.
“Siapa ya? Jangan-jangan pa-ma! Ngapain mereka balik lagi?”.
Buru-buru aku buka pintu, ternyata di depan pintu berdiri seorang cowok keren. Rupanya Mas Andi pacar Mbak Sari dari Bandung.
“Halo Ulfa sayang, Mbak Sarinya ada?”
“Wah baru tadi pagi ke Jakarta. Emang nggak telpon Mas Andi dulu?”
“Waduh nggak tuh. Gimana nih mo ngasi surprise malah kaget sendiri.”
“Telpon aja HP-nya Mas, kali aja mau balik” usulku sekenanya.
Padahal aku berharap sebaliknya, soalnya terus terang aku diem-diem aku juga naksir Mas Andi. Mas Andi menyetujui usulku. Ternyata Mbak Sari cuman ngomong supaya nginep dulu, besok baru balik ke Bandung, sekalian ketemu disana. Hura! Hatiku bersorak, berarti ada kesempatan nih.

Aku mempersilakan Mas Andi mandi. Setelah mandi kami makan malam bareng. Aku perhatiin tampang dan bodi Mas Andi yang keren, kubayangkan Mas Andi sedang telanjang sambil memperlihatkan “tongkat kastinya”. Nggak sulit untuk ngebayangin karena aku kan pernah ngintip Mas Andi ama Mbak Sari lagi ml. Rasanya aku pengen banget ngerasain penis masuk ke vaginaku, abis keliatannya enak banget tuh.
“Ada apa Ulfa, Kok ngelamun, mikirin pacar ya?” tanyanya tiba-tiba.
“Ah, enggak Mas, Ulfa bobo dulu ya ngantuk nih!” ujarku salting.
“Mas Andi nonton TV aja nggak papa kan?”
“Nggak papa kok, kalo ngantuk tidur aja duluan!”

Aku beranjak masuk kamar. Setelah menutup kintu kamar aku bercermin. Bajuku juga kulepas semua. Wajahku cantik manis, kulitku sawo matang tapi bersih dan mulus. Tinggi 165 cm. Badanku sintal dan kencang karena aku rajin senam dan berenang, apalagi ditunjang toketku yang 36B membuatku tampak sexy. Jembutku tumbuh lebat menghiasi vaginaku yang indah. Aku tersenyum sendiri kemudian memakai kaos yang longgar dan tipis sehingga meninjolkan kedua puting susuku, bahkan jembutku tampak menerawang. Aku merebahkan diriku di atas kasur dan mencoba memejamkan mata, tapi entah kenapa aku susah sekali tidur. Sampai kemudian aku mendengar suara rintihan dari ruang tengah. Aneh! Suara siapa malam-malam begini? Astaga! Aku baru inget, itu pasti suara dari VCD porno yang lupa aku keluarin tadi, apa Mas Andi menyetelnya? Penasaran, akupun bangkit kemudian perlahan-lahan keluar.

Sesampainya di ruang tengah, deg!! Aku melihat pemandangan yang mendebarkan, Mas Andi di depan TV sedang menonton bokep sambil ngeluarin penisnya dan mengelusnya sendiri. Wah.. batangnya tampak kekar banget.

Agen Judi Online - Aku berpura-pura batuk kemudian dengan tampang seolah-olah mengantuk aku mendekati Mas Andi. Mas Andi tampak kaget mendengar batukku lalu cepat-cepat memasukkan penisnya ke dalam kolornya lagi, tapi kolornya nggak bisa menyembunyikan tonjolan tongkatnya itu.
“Eh, Ulfa anu, eh belum tidur ya?”
Mas Andi tampak salting, kemudian dia hendak mematikan VCD player.”
Iya nih Mas, gerah eh nggak usah dimatiin, nonton berdua aja yuk!” ujarku sambil menggeliat sehingga menonjolkan pepaya bangkokku.
“Oh iya deh.”
Kamipun lalu duduk di karpet sambil menonton. Aku mengambil posisi bersila sehingga bawukku mengintip keluar dengan indahnya.

“Mas, gimana sih rasanya bersetubuh?” tanyaku tiba-tiba.
“Eh kok tau-tau nanya gitu sih?”
Mas Andi agak kaget mendengar pertanyaanku, soalnya saat itu matanya asyik mencuri pandang ke arah selakanganku. Aku semakin memanaskan aksiku, sengaja kakiku kubuka lebih lebar sehingga vaginaku semakin terlihat jelas.
“Alaa nggak usah gitu! Aku kan pernah ngintip Mas sama Mbak Sari lagi gituan.. nggak papa kok, rahasia terjaga!”
“Oya? He he he yaa.. enak sih.”
Mas Andi tersipu mendengar ledekanku.
Akupun melanjutkan, “Mas, vaginaku sama punya Mbak Sari lebih indah mana?” tanyaku sambil mengangkat kaosku dan mengangkangkan kakiku lebar-lebar so bawukkupun terpampang jelas.
“Ehh glek bagusan punyamu.”
“Terus kalo toketnya montokan mana?” kali ini aku mencopot kaosku sehingga payudara dan tubuhku yang montok itu telanjang tanpa sehelai benang yang menutupi.
“Aaanu.. lebih montok dan kencengan tetekmu!”
Mas Andi tampak melotot menyaksikan bodiku yang sexy. Hal itu malah membuat aku semakin terangsang.

“Sekarang giliran aku liat punya Mas Andi!”
Karena sudah sangat bernafsu aku menerkam Mas Andi. Kucopoti seluruh pakaiannya sehingga dia bugil. Aku terpesona melihat tubuh bugil Mas Andi dari dekat. Badannya agak langsing tapi sexy. penisnya sudah mengacung tegar membuat jantungku berdebar cepat. Entah kenapa, kalo dulu ngebayangin bentuk burung cowok aja rasanya jijik tapi ternyata sekarang malah membuat darahku berdesir.
“Wah gede banget! Aku isep ya Mas!”
Tanpa menunggu persetujuannya aku langsung mengocok, menjilat dan mengulum batang kemaluannya yang gede dan panjang itu seperti yang aku tonton di BF.
“Slurp Slurp Slurpmmh! Slurp Slurp Slurp mmh.”
Ternyata nikmat sekali mengisap penis. Aku jepit penisnya dengan kedua susuku kemudian aku gosok-gosokin, hmm nikmat banget! Mas Andi akhirnya tak kuat menahan nafsu. Didorongnya tubuh sintalku hingga terlentang lalu diterkamnya aku dengan ciuman-ciuman ganasnya. Tangannya tidak tinggal diam ikut bekerja meremas-remas kelapa gadingku.

“Ahh mmh.. yesh uuh.. enak mas”
Aku benar-benar merasakan sensasi luar biasa. Sesaat kemudian mulutnya menjilati kedua putingku sambil sesekali diisap dengan kuat.
“Auwh geli nikmat aah ouw!”
Aku menggelinjang kegelian tapi tanganku justru menekan-nekan kepalanya agar lebih kuat lagi mengisap pentilku. Sejurus kemudian lidahnya turun ke vaginaku. Tangannya menyibakkan jembutku yang rimbun itu lalu membuka vaginaku lebar-lebar sehingga klitorisku menonjol keluar kemudian dijilatinya dengan rakus sambil sesekali menggigit kecil atau dihisap dengan kuat.
“Yesh.. uuhh.. enak mas.. terus!” jeritku.
“Slurp Slurp, vaginamu gurih banget Ulfa mmh”.
Mas Andi terus menjilati vaginaku sampai akhirnya aku nggak tahan lagi.
“Mas.. ayo.. masukin penismu.. aku nggak tahan..”



Situs Judi Poker - Mas Andi lalu mengambil posisi 1/2 duduk, diacungkannya penisnya dengan gagah ke arah lubang vaginaku. Aku mengangkangkan kakiku lebar-lebar siap menerima serangan rudalnya. Pelan-pelan dimasukkannya batang rudal itu ke dalam vaginaku.
“Aauw sakit Mas pelan-pelan akh..”
Walaupun sudah basah, tapi vaginaku masih sangat sempit karena aku masih perawan.
“Au.. sakit”
Mas Andi tampak merem menahan nikmat, tentu saja dibandingkan Mbak Sari tempikku jauh lebih menggigit. Lalu dengan satu sentakan kuat sang rudal berhasil menancapkan diri di lubang kenikmatanku sampai menyentuh dasarnya.
“Au.. sakit..”
Aku melonjakkan pantatku karena kesakitan. Kurasakan darah hangat mengalir di pahaku, persetan! Sudah kepalang tanggung, aku ingin ngerasain nikmatnya bercinta. Sesaat kemudian Mas Andi memompa pantatnya maju mundur.
“Jrebb! Jrebb! Jrubb! Crubb!”
“Aakh! Aakh! Auw!”
Aku menjerit-jerit kesakitan, tapi lama-lama rasa perih itu berubah menjadi nikmat yang luar biasa. vaginaku serasa dibongkar oleh tongkat kasti yang kekar itu.
“Ooh.. lebih keras, lebih cepat”
Jerit kesakitanku berubah menjadi jerit kenikmatan. Keringat kami bercucuran menambah semangat gelora birahi kami.

Tapi Mas Andi malah mencabut penisnya dan tersenyum padaku. Aku jadi nggak sabar lalu bangkit dan mendorongnya hingga telentang. Kakiku kukangkangkan tepat di atas penisnya, dengan birahi yang memuncak kutancapkan batang bazooka itu ke dalam bawukku,
“Jrebb.. Ooh..” aku menjerit keenakan, lalu dengan semangat 45 aku menaik turunkan pantatku sambil sesekali aku goyangkan pinggulku.
“Ouwh.. enak banget tempikmu nggigit banget sayang.. penisku serasa diperas”
“Uggh.. yes.. uuh.. auwww.. penismu juga hebaat, bawukku serasa dibor”
Aku menghujamkan pantatku berkali-kali dengan irama sangat cepat. Aku merasa semakin melayang. Bagaikan kesetanan aku menjerit-jerit seperti kesurupan. Akhirnya setelah setengah jam kami bergumul, aku merasa seluruh sel tubuhku berkumpul menjadi satu dan dan
“Aah mau orgasme Mas..”
Aku memeluk erat-erat tubuh atletisnya sampai Mas Andi merasa sesak karena desakan susuku yang montok itu.
“Kamu sudah sayang? OK sekarang giliran aku!”

Aku mencabut vaginaku lalu Mas Andi duduk di sofa sambil mememerkan ‘tiang listriknya’. Aku bersimpuh dihadapannya dengan lututku sebagai tumpuan. Kuraih penis besar itu, kukocok dengan lembut. Kujilati dengan sangat telaten. Makin lama makin cepat sambil sesekali aku isap dengan kuat.
“Crupp.. slurp.. mmh..”
“Oh yes.. kocok yang kuat sayang!”
Mas Andi mengerang-erang keenakan, tangannya meremas-remas rambutku dan kedua bola basket yang menggantung di dadaku. Aku semakin bernafsu mengulum. Menjilati dan mengocok penisnya.
“Crupp crupp slurp!”
“Ooh yes.. terus sayang yes.. aku hampir keluar sayang!”
Aku semakin bersemangat ngerjain penis big size itu. Makin lama makin cepat cepat Cepat, lalu lalu
“Croot.. croot..”
Penisnya menyemburkan sperma banyak sekali sehingga membasahi rambut wajah, tetek dan hampir seluruh tubuhku. Aku usap dan aku jilati semua maninya sampai licin tak tersisa, lalu aku isap penisnya dengan kuat supaya sisa maninya dapat kurasakan dan kutelan.

Akhirnya kami berdua tergeletak lemas diatas karpet dengan tubuh bugil bersimbah keringat. Malam itu kami mengulanginya hingga 4 kali dan kemudian tidur berpelukan dengan tubuh telanjang. Sungguh pengalaman yang sangat mengesankan.

Post By : Bet2Poker


Tuesday, December 25, 2018

Cerita Sex Desahan babysitter ketika orgasme


Cerita dewasa – Aqu pernah kost disebuah rumah mewah di Makassar, pemilik rumah tergolong elite dan termasuk sibuk dgn bisnisnya. sedangkan si isteri kerja disalah satu bank swasta.

Suatu hari setelah 1 bulan si nyonya melahirkan panggilannya Mbak Wulandari, maka datanglah seorang baby sitter yg melamar pekerjaan sesuai iklan dari koran, setelah bercakap-cakap dgn Wulandari, maka baby sitter tsb yg bernama Murni diterima sebagai pengasuh bayi mereka. Aqu pandangi terus itu baby sitter, wah…setelah pakai baju putih kelihatan sexy banget, guratan celana dalamnya tampak samar-samar…. esoknya, ketika aqu mau berangkat kekantor, tiba-tiba ibu kost ku mengenalkan si Murni kepadaqu, sekilas kulihat buah dadanya yg terbungkus bajuputih dibalik BH wow…seru…kira-kira 36 lah..

Si Murni berumur sekitar 30 tahun, sedangkan ibu kost ku (ibunya si bayi baru sekitar 26 tahun, suaminya kira-kira 30 tahun). Bang…tolong ya..ikut awasin rumah karena ada penghuni baru ( maksudnya baby sitter) sementara aqu sudah harus masuk kerja lagi, maklum kerja di swasta cutiku melahirkan cuma 1 bulan, ucapnya kepada ku…
Baik Mba, saya jagain lah…

setelah sekitar 1 minggu si Murni tinggal di rumah kost bersama aqu dan pemilik rumah, aqu mulai curiga dgn gerak-gerik suami Wulandari beberapa hari terakhir ini, Aqu sering melihat dari sela pintu kamar kost ku, sang suami panggilannya mas Adi suka mencuri pandang tubuh si Murni yg sedang ngurus bayi di Box bayi, tentunya tubuhnya membungkuk posisi hampir nungging sehingga guratan CD nya semakin tampak jelas dan bentuk pinggul serta betis yg bikin mupeng semua lelaki, ternyata di usia 30 tahun, si Murni justru bikin gairah lelaki meningkat.

Suatu hari, Wulandari tak pulang, dia tugas ke jakarta untuk 3 hari, mas adi kelihatannya seneng banget ditinggal isterinya, semakin saja dia menggoda si Murni, dan sempat mengelus punggung si Murni sambil berkata ” emh kasihan Mbak ya…kok masih cantik jadi janda…” si Murni cuma menjawab ” ya nasib mas…” sambil tersenyum. aqu terus mengintip dari celah pintu kamar kost ku apa yg dilaqukan mas adi, dia mulai melaqukan jurusnya karena sudah ber bulan2 tak ketemu lobang kemaluan Wulandari, maklum hamil besar dan baru melahirkan.

” Mbak Murni anaknya berapa? tanya mas adi, 1 mas…jawab Murni. sudah berapa tahun menjada..? tanya adi lagi, yah sudah 3 tahunan lah mas…. jawab Murni.

Mas Adi duduk di sofa dekat box bayi anaknya, sementara tangan kanannya mulai menggosok-gosok batang kemaluannya dibalik training spak yg dia gunakan, sementara si Murni masih tetap membungkuk membelakangi mas adi memberi susu botol kepada sang bayi.

Tiba-tiba terdengar suara mas adi memanggil aqu,seakan mengajakku untuk nonton TV seperti biasanya, aqu pura-pura tidur dgn pintu tetap ku buka satu senti untuk mengintai apa yg terjadi, lalu mas Adi manggil si-mbok pembantunya yg sudah diatas 50 tahun, ya…den..kata simbok, bikinkan saya kopi terus mbok tidur aja ya istirahat, ya..den…jawab simbok. setelah kopi dihidangkan, keMbali Adi menggosok-gosok batang kemaluannya dibalik training spaknya, aqu terus mengintai dgn lampu kamar yg aqu matikan, setelah si bayi tertidur, adi ngajak Murni untuk duduk disofa sambil lihat TV, si Murni menolak, malu mas…kata si Murni, gak apa-apa ….kata Adi.

Situs Judi Poker - Kamu kan ngerti dong saya sudah 3 bulan tak bersentuhan dgn wMurnita, sini…..ajak adi lagi. dgn ragu-ragu si Murni mulai duduk dilantai dekat sofa tempat adi duduk, aqu semakin nilik-nilik mereka, Murni…sususmu kok masih kencang ya…ucap Adi, ah…masa mas, masih bagus punya Mbak Wulandari dong…jawab Murni, kenapa mas bilang begitu…? tanya Murni. ah…enggak cuma pingin tau aja kalau susu yg sudah pernah di isep bayi berubah bentuk atau tak…? kilah Adi. ya..tergantung perawatan…kata Murni. boleh aqu raba susumu ni…tanya adi. ah…jangan mas…saya kan sudah tua, juga saya malu….jawab Murni.

Aqu mulai yakin pasti jurus si Adi mengena. sini geser duduknya…kata adi, ah…sudah disini saja mas… kata Murni.gak apa-pa…sini… saya penasaran dgn susu yg sudah di isep bayi, pingin lihat…kata adi lagi, jangan mas ah… malu, nanti Mbak Wulandari tau aqu dimarahin… kata Murni, tak ada yg tau, semua sudah tidur. kata adi, lalu adi menarik lengan si Murni, dan mulai meraba susu Murni dgn halus, si Murni kelihatan berigidig-an, adi terus gencar berusaha memegang susu Murni, sementara Murni terus menangkis tangan adi, ketika si Murni sibuk menangkis tangan adi, aqu melihat kedua paha si Murni yg kadang terkangkang karena sibuk menangkis tangan adi, wow…mulus pahanya, aqu mulai jreng juga, karena ruang tengah cukup terang sehingga sering banget aqu melihat CD Murni yg berwarna ungu muda, dan gundukan kemaluan dibalik CD yg begitu menggiurkan membuat aqu jadi keasyikan nonton dar celah pintu kamar.

Akhirnya si Murni menyerah di tangan Adi, dan membiarkan tangan adi meng-griliya susunya, dan si Murni pun mulai kegelian sehingga pahanya semakin jelas kulihat karena Murni sudah tak kontrol cara duduknya.

Aqu mulai terangsang melihat tangan adi dibalik baju putih Murni bergerak-gerak, kebayg empuk dan halus susu yg sedang diobok. kemaluan ku mulai tegang, si Murni semakin meringis dgn sesekali membungkukkan punggunya, kegelian. adi mulai memetik kancing baju si Murni, maka terlihat susu si Murni dibungkus BH warna merah jambu karena si Murni menghadap kamarku dan Adi dibelakang si Murni. tangan adi kemudian mengeluarkan sebelah susu Murni dari BHnya, aqu semakin tegang karena aqu melihat susu yg begitu mulus, puntingnya coklat muda, bahkan aqu lebih terfokus ke celah paha si Murni yg sudah semakin jelas karena rok putihnya sudah sediki demi sedikit tersingkap. kelihatannya si Murni sudah mulai terangsang karena aqu melihat bagian celah kemaluan pada CD si Murni sudah mulai berwarna ungu tua, berarti sudah basah. ketika si Murni agak bergeser duduknya aqu melihat tangan Adi yg kiri memegang kemaluannya yg sudah tegang banget, sementara tangan kanannya mulai meremas halus susu Murni, kelihatannya adi bukan pemain sex brutal, dia mempermainkan susu si Murni begitu lembut sehingga si Murni mulai mendesah dan tangannya mulai mencengkram tangan Adi yg sedang mengelus susu nya.



Agen Judi Poker - Sudah mas…aqu sudah gak tahan…kata si Murni. aqu juga sudah gak tahan Ni…kata si Adi, bantu saya dong Ni…saya pingin keluarkan Sperma yg sudah mengental nih….kata adi dgn nada merayu…jangan mas…aqu gak mau, taqut hamil….kata Murni. tak ni…kita jangan bersetubuh, saya gesek aja ya di antara celana dalam dan kemaluan mu….rayu adi, si Murni pun sudah kelihatan sangat terangsang, tapi dia tak menjawab. sementara aqu sudah semakin tegang aja nih si ujang…dibalik pintu.

Adi akhirnya turun dari sofa, dan duduk disebelah si Murni di atas karpet, tangan adi mulai mengarah ke kemaluan si Murni, keMbali si Murni meronta, jangan mas…nanti aqu gak tahan…kata si Murni, tenang aja…nanti kita sama-sama enak…kata Adi sambil mulai mengelus CD pas di kemaluan si Murni , Murni mulai kelihatan kejang-kejang kedua kakinya merasakan nikmat, adi terus mengelus kemaluan Murni dari luar CDnya sementara bibirnya mulai menciumi susu kiri si Murni,

Adegan ini terus berlangsung sekitar hampir 10 menit, kemudian adi melepas training spaknya, dan kelihatan ujang nya si adi yg sudah tegak lurus, tapi si Murni malah membuang pandangannya ke TV, lalu Adi menyingkap rok putih Murni semakin keatas, dan si Murni direbahkan dikarpet, jangan mas…kata si Murni. nggak kok cuma mau dijepitin diantara CD dan Kemaluan kamu…gak dimasukin kok…kata Adi sambil terus menggosok kemaluannya. janji ya..mas…kata Murni. bener kok saya janji kata Adi, kemudian adi berbaring disebelah kiri si Murni, dan benar saja, adi julai menaiki separuh tubuh Murni dan paha sampai kaki kirinya adi menindih paha dan kaki kiri si Murni dan kemaluan adi diselipkan dari samping CD basahnya Murni dekat pangkal paha Murni sementara si Murni tetap terlentang, aqu mulai gak tahan lihatinnya, aqupun mulai meraba-raba kemaluan ku, terus adi mulai mengesek-gesekan kemaluannya diantara CD dan Kemaluan Murni secara perlahan.

Murni mulai kelihatan menikmati, sambil mengisap punting susu si Murni yg sebelah kiri dan meremas susu Murni yg sebelah kanan adi terus menggesek kemaluannya dicelah CD dan Kemaluan si Murni, Murni mulai mengerak-gerakkan pinggulnya keatas kebawah mengikuti gerakan Adi, aqu yakin bahwa kelentitnya si Murni sudah tersentuh oleh ujung kemaluan si adi, aqu pun taMbah terangsang melihatnya, aqu mulai mempercepat kocokan tangan di kemaluanku, dadaqu terasa semakin dag-dig-dug….semakin lama si Adi semakin mempercepat gerakannya, terus menggesek kemaluan si Murni dgn kemaluannya yg sudah semakin keras, dan si Murni pun mulai mengeluarkan suara desahannya, mas…mas…mas…aduh geli sekali…mas…. aduuuuh… enak sekali mas….lirih si Murni, tekan sedikit mas…biar ujung nya kena kemaluanku…..

Adi mulai merubah gerakannya, dari menggesek menjadi agak menekan kemaluan si Murni, tangan kanan si Murni mencengkram tangan adi yg sedang meremas susu kanannya, berarti si Murni sudah begitu menikmati gesek-tekan kemaluan si adi. teruuuus… mas…aqu nikmat sekaaaaali…. desah si Murni.
iyaaa… saya juga Ni….nikmat sekali, punyamu begitu licin dan hangat….adi terus melaqukan gesek-tekan…hingga kurang lebih 15 menit.

Sudah mau keluar…nih…kata si Adi dgn suara tersendat-sendat, jangan keluarkan dulu mas….tahaaaann…tahan….kata si Murni sambil terus menggerakan pinggulnya…..aduuuh…mas…saya mau keluar juga mas…..kata si Murni (maksudnya mau orgasme). mas..masukin sedikit ujungnya….kata si Murni memohon, terus adi agak menaikin lagi tubuh si Murni hampir menindihnya, dan tangan kanannya menuntun kemaluan menuju lubang kemaluan si Murni, dan ah…aaaahh…jangan dimasukin semua mas…aqu lebih geli kalau ujungnya saja….kata si Murni.
adi terus menggesek-tekan, dan kelihatan si adi mulai menekan-nekan pantanya dan si Murni semakin bergoyg kekiri dan kekanan dan kadang-kadang menaikan pinggulnya keatas..lalu Murni mulai agak menjerit kecil…Mas…aqu mau keluar mas….
ya..ya…keluarkan saja ni…biar taMbah licin sahut si Adi…

Tak terasa kemaluan ku juga mulai mengeluarkan cairan kental sedikit diujungnya…. aqu terus menyaksikan gesekan kemaluan adi di celah antara CD dan Kemaluan si Murni, pinggul Murni semakin cepat bergerak keatas kebawah, bahkan sesekali diangkatnya cukup tinggi…dan…ah..aaaahh…aaaaaaaahhh….mas aqu ke..ke..ke…luaaaaarr…mas ….ah….aduuuuuh…mas enak sekaliiiiii……
aqu juga ni….aqu juga mau keluar…ni…sambil semakin memepercepat gerakan gesek-geseknya, …aduhh..ni…saya keluar ni….oh…oh…oh….adi menyentak-nyentakkan gesekannya sampai lebih dari 3 kali, aduuuh…mas….hangat sekaliiiii….mas.., gerakan adi mulai semakin pelan dan akhirnya adi tertelungkup diatas tubuh si Murni.

aqupun mulai terasa gatal diujung kemaluan ku…dan akh….croooot…croooot….sperma kupun muncrat ke daun pintu. aqu jadi lemes..dan mulai aqu berbaring di tempat tidurku sambil tetap meMbaygkan sejoli main adu gesek.

Sememtara Wulandari belum tiba, kebetulan Adi tugas ke Manado, so…di rumah hanya tinggal siMbok, si Murni, si orok dan aqu.
Saat si orok tidur, aqu coba godain Murni, hem..ehem…Ni…kelihatannya kamu kesepian yah..ditinggal Mas Adi…? Tanyaqu. Ah…enggaaaaakk…biasa aja…..jawab Murni sambil agak malu-malu.
Memangnya kenapa Mas….? Tanya balik Murni.
Kelihatannya kamu sama mas adi kok semakin mesra sih…? Tanya ku lagi.
Kasihaaannn..mas adi kan sudah lama…eh…maksud saya ditinggal Mbak Wulandari, gak apa-apa kok….jawab si Murni.

Agen Poker Terpercaya - Aqu mulai merasa si Murni agak khawatir kalau aqu mengetahui affairnya dgn Adi.
Sambil baca majalah dan nonton TV, aqu pandangi tubuh si Murni. Mulai dari kulit lengan, susu, perut, bentuk pinggul, paha dan betis. Wow….memang segar dan cukup bikin mupeng, apalagi karena gak ada bos, si Murni gak pake baju Putih Seragam Baby Sitter, dia Cuma pakai baju tidur kulot dan blus bahan katun biasa, jadi aqu bisa melihat samar-samar lekuk tubuh dan baygan bra and CDnya.
Si Murni duduk dekat Box bayi sambil menggoyg box, sesekali dia curi pandang kepadaqu seperti ada rasa cemas taqut ketahuan affairnya. Dia agak gelisah. Dalam pikiranku, baikan di “selok” aja dech…..

Ni, aqu mau pindah kost, kata ku…., lho kenapa mas…..kan Mas adi dan Mbak Wulandari orangnya baik, dan Mas sudah diaqui seperti keluarganya, juga ini rumah bagus dan harga kost nya katanya kekeluargaan…. Jawab si Murni.
Iya…Ni, tapi aqu gak tahan lihatin kamu ama mas Adi, kok akrab banget…..kata ku.
Akrab gimana……? Tanya Si Murni agak ketus, ya lah….emang aqu gak tahu kalau kamu sering tiduran di karpet ama mas adi, dan kalau gak salah kamu pernah jalan ama mas adi bawa bayi, ya kan….?

Si Murni gelagapan, dan dia langsung berdiri dari duduknya menghampiriku, aqu melihat bentuk perut yg sudah agak kendur tapi malah terkesan sexy, kemudian dia duduk disebelahku. Dia bilang : Mas…tolong jangan bilang Mbak Wulandari, aqu kasihan mas Adi dan aqu juga terpengaruh karena aqu sudah lama tak disentuh lelaki, tolong ya mas…. Jawab si Murni memelas. Aqu sementara pura-pura terus baca majalah tapi mata terkadang ngincer-ngincer juga tuh susu yg masih sintal dan kelihatan mulus walau baru tampak separuhnya karena tertutup BRA.

Ya…kamu harus ingat Ni, karena nila setitik rusak susu dua-dua-nya. Jawabku sambil godain. Yeee si mas, rusak susu sebelanga…ah…jawabnya sambil menyembunyikan malunya.
Ya…dua-dua-nya Ni…..kalau terus di-uwel-uwel mah….jawab ku.
Si Murni mencubit perutku, ah..si mas bisa aja. Nih tak cubit…..hayoooo kapok…!!! Si Murni kayak yg greget campur kesel.
Tapi mas, walaupun bagaimana, aqu belum pernah kok bersetubuh dgn mas Adi, yah….hanya sekedar begitu-begitu aja, yg penting mas Adi bisa “keluar”……bener mas aqu gak bohong. Kata si Murni agak serius.
Lho….sudah apa belum bagi saya gak masalah Ni, jawab ku.
Mas kok gitu sih….? Jawab si Murni sambil meraba-raba kedua susunya. Belum mas belum rusak nih…jawab si Murni sambil mengusap kedua susunya. Ya….percaya deh….jawabku. setelah terdiam beberapa saat lalu :
Ni…pijitin dong pundak saya, tadi saya main golf 18 hole, cukup capek juga…
Weee…maaf ya…aqu bukan tukang pijat kok….jawab si Murni agak sengit.
Yah…sudah gak apa-apa, tapi saya juga bukan tukang yg pintar nyimpen rahasia lho…..jawab ku.
Eeeemmmm….si mas ngancam ya…..ya sudah sini, awas kalau ngomong Mbak Wulandari…..jawab si Murni.



Agen Domino Bet - Aqu duduk di karpet, sementara si Murni berlutut dibelakangku, tangannya mulai pijitin pundak dan bahu bagian atasku, dan selang beberapa menit, aqu merasa ada yg nempel hangat di punggungku, terasa empuk dan kenyal, aqu tebak aja deh ini pasti perut si Murni, aqu pura-pura gak merasa apa-apa walau sudah sekitar 10 menit. Lalu si Murni bertanya : mas kepalanya mau dipijit gak….., o…ya…iya Ni. Jawab ku, kemudian si Murni memijit kepala ku…wah enak banget lho Ni. Kamu kok pintar mijit sih…..
Ah..biasa aja mas jawab si Murni.

Kemudian Aqu merasakan ada yg agak lebih empuk lagi menekan dipunggungku, aqu dah nebak deh…ini pasti pubis si Murni, gundukan daging antara perut dan kemaluan. Dia terus menekan…menekan..semakin terasa hangat dan empuk, aqu merasakan kedua pahanya semakin menempel, dia menekan terus dan aqu agak sedikit membungkuk sehingga punggung ku semakin menekan pubis nya.

Aduh…Ni. Yg dipijit kepala kok yg enak punggungku ….. terus Ni tekan lagi, kata ku. Ah si mas bisa aja…..mau ditekan lagi? Kata si Murni.
Ya…iya…dong, si Murni terus menekan-nekan pubisnya di punggungku.
Napasnyapun mulai terdengar mendesah, dan pijitan dikepalaqu mulai melemah, tapi pijitan pubis di punggungku semakin terasa kuat.

Apanya yg enak mas…tanya si Murni. Punggung ku enak banget Ni, punyamu begitu berdaging dan terasa hangat di punggungku, jawab ku. Sementara si ujang dibalik celana pendek ku mulai menegang dan si Murni secara sengaja terus menekankan pubis nya dipunggung ku.

Aduh Ni. Punyaqu jadi tegang Ni…….mau pegang nih….? Tanya ku.
Manaaaa….tanya si Murni. Nih….sudah mulai keras gara-gara punggung keenakan…. Jawab ku.
Iya…mas, kok tegang ya….tanya si Murni.
Aqu juga gara-gara mas adi jadi sering cepet geli di anu ku. Aqu jadi sering mudah terangsang, padahal sudah tahunan gak begini, kata si Murni.
Ni, pijit aja punya ku…..tapi yg enak ya….

Tanpa bicara lagi si Murni pindah duduk disebelahku, tangannya mulai masuk kesela celana pendekku, dia mulai meraba-raba dgn lembut kemaluan ku, ah….mulai terasa geli, si Murni meremas bagian helm kemaluan ku, dipijit-pijit lembut yg membuat kemaluanku terasa semakin geli dan nikmat sekali, oh….Ni, enak banget, teruuuus Ni, desah ku. Tanganku mulai menyusur kebalik Bra si Murni, perlahan ku elus lembut susunya, pelan-pelan ujung jariku menyusur terus hingga kerasa puting susu yg sudah mengeras tapi lembut kulitnya, aqu elus terus susunya, sesekali agak ku remas lembut, si Murni nafasnya mulai agak tersengal-sengal, aduuuuh…mas, sentuhan tangannya kok lembut banget, aqu semakin nikmat mas….terus tangan kanan si Murni membuka kaitan Bra bagian belakang, dan tangan kirinya masih terus memijit-mijit ujung kemaluan ku.

Kemudian ku singkap blusnya dari sekitar perut agar dapat kuraih kedua susunya sementara bra dibukanya pelan-pelan melalui sela-sela lengan bajunya. Wah…benar aja, susunya masih mulus, walaupun sudah agak jatuh, namun kekenyalan dan kelembutan kulitnya masih seperti anak-ABG. Ku singkap terus keatas blusnya, punting susu si Murni yg kiri mengarah agak kesamping kiri dan yg kanan agak kesamping kanan, wah ini tanda susu yg masih berkelenjar bagus, walaupun agak turun tapi masih kencang. Isap mas….pinta si Murni, perlahan kuisap lembut puntingnya, mulai dgn isapan perlahan lama-lama isapanku semakin kuat sehingga si Murni menjerit perlahan Aaaahhh……aduh mas….kok enak sekali….teruuuus…mas….

Kuisap puntingnya pelan-pelan tapi nyelekit, hingga si Murni terbaring karena tak kuat menahan nikmatnya isapan ku. Dan aqupun meMbaringkan tubuhku di karpet, sementara aqu terus mengisap punting susunya, si Murni mengambil posisi diatas ku dan mulai menempelkan kemaluannya ke kemaluan ku, dia masih mengenakan kulot tipisnya, dia tekan kemaluannya ke kemaluanku, terasa tubuh si Murni agak bergetar ketika dia tekan kemaluannya ke kemaluanku, aqu merasakan begitu empuk dan hangatnya daging kemaluan si Murni, aqu merasakan semakin geli di kemaluanku,

Murni mulai menggerakan pinggulnya sehingga tekanan berubah jadi gesekan-gesekan yg perlahan tapi serasa ujung kemaluanku mulai nyelip dibelahan kemaluannya walaupun masih terbungkus kulot dan CD, tanganku mulai meraba buah pantatnya dgn menyusurkan tangan diantara celana kulotnya, wah…..lembut dan empuk, pantatnya bukan kencang tapi empuk, kulitnya masih halus. Aqu mulai menyelipkan tanganku kesela CD bagian pantanya, aqu mulai meraba halusnya pantat si Murni, ketika pantatnya ku elus,

si Murni malah semakin menekan gesekan kemaluannya ke kemaluanku, aqu yakin “G-spot” si Murni disekitar pantatnya, kemudian elusan dipantat si Murni ku coba rubah dgn pijitan-pijitan ujung jari ku, ternyata si Murni semakin terangsang semakin mengesek agak cepat….dan oh….oh….oh….mas….aqu mau keluar mas…….mendengar rintihan si Murni, aqu bantu proses keluar nya si Murni, aqu tekan pantatnya dgn kedua tanganku agar kemaluannya semakin keras menekan kemaluanku, dan aaaaahhh…aaahhh…seeeeepp..seeeppppp…seperti kepedasan makan lombok, maaaasss…..aqu keluar mas…..ah…aaaahhh….si Murni seperti setengah menangis, terasa dikemaluanku kemaluannya berdenyut-denyut beberapa kali, sementara dia menekan susu kirinya ke dadaqu, dia terus merintih…mendesah….kemudian denyutan kemaluannya terasa lagi, nyut..nyuut…nyut…
wah si Murni mengalami orgasme panjang nih…pikir ku.

Cerita Dewasa - Kemudian sejenak si Murni merebahkan tubuhnya di atas tubuhku, sekitar kira-kira belum semenit, dia mulai menekan-nekan-kan lagi kemaluannya ke kemaluan ku kebetulan kemaluanku masih keras, dia mulai mendesah lagi. Seeeeppp….. seeeppp….. seperti orang kepedasan.
Ni, nanti dilihat simBok, kekamar aja yuukkk….ajak ku. Ah tak mas, simBok sudah tidur, lagian ini bayi kalau bangun gimana….? Jawab si Murni.
Ya…sudah buka saja celanamu Ni….. perintahku.
Jangan mas….gini aja ya….sementara di selipkan kemaluanku kesela CDnya, dan si Murni masih berposisi di atas ku.

Ketika kemaluanku mulai menyusup disela CD dan kemaluannya, tersa lendir hangat dan licin diujung kemaluanku, dia mulai menggoygkan pinggulnya dan gesekan belahan kemaluan yg hangat dan licin mulai merangsang kemaluan ku, aqu merasakan betapa enaknya kemaluan si Murni, tapi disisi kemaluanku terasa agak sakit kena sisi CD nya si Murni, aduh Ni, CDmu sakit nih….

Kemudian dia melepas celana kulotnya dan agak menarik CDnya ke bawah, sedangkan aqu mulai melepas celana pendek dan CDku maka kemaluanku mulai nyaman banget, apalagi dia mengambil posisi seperti kodok yg mau loncat, dia mulai lagi menggoygkan pinggulnya perlahan kekiri kekanan..tangan ku mencengkram buah pantatnya dan sesekali kutekan sehingga kemaluanku terasa berada dimuka gawang, kudorong-dorongkan pinggulku naik turun sementara si Murni mengoyg kiri-kanan, variasi goygan semacam ini telah menciptakan rasa geli yg berbeda dgn rasa kalau bersetubuh biasa, kemaluan ku semakin keras, kemaluan si Murni terasa semakin basah kuyup, namun basah kuyup yg membuat rasa geli dikemaluanku semakin nikmat,

Murni terus bergerak sementara ke dua susunya semakin terasa menggiling dadaqu, kenyalnya hangatnya terasa sekali karena T-shirt ku aqu angkat ke leher dan blusnya si Murnipun sudah terangkat sehingga kedua susunya terasa nempel langsung dikulit dadaqu, dan tangan si Murni yg sedang menahan tubuhnya dilantai kemudian berubah memeluk tubuhku, sehingga susunya semakin menekan di dadaqu, gerakan pinggulnya semakin lembut seolah memposisikan titik-titik tertentu dari kemaluannya di kemaluanku, kelihatannya si Murni berusaha agar kelentitnya tergesek oleh ujung kemaluanku. Dia begitu aktif mencari titik-titik kenikmatan dikemaluannya. Kemudian aqu mulai menekan nekan ujung kemaluanku ketika terasa jika sudah berada aMbang lubang nikmat, aqu tak tahan lagi, ingin sekali aqu menancapkan kemaluanku ke kemaluannya. Ni…kamu dibawah Ni…. Pinta ku.
Jangan dulu mas, biar lama nikmatnya, soalnya kalau mas di atas pasti mas cepet keluar. Jawabnya dgn kata terputus-putus karena napas si Murni seperti orang yg sedang aerobic.

Ya…tapi masukan dong Ni. Aqu sudah gak sabar nih….
Iya…iya…tapi pelan-pelan ya mas….biar terasa nikmat. jawab si Murni.
Kemudian si Murni menghentikan gerakan pinggulnya. Dan memposisikan ujung kemaluanku tepat dilubang kemaluan yg licin dan hangat. Dia mulai menekan pinggulnya ke bawah, dan kemaluanku pun perlahan mulai menyusup, perlahan banget si Murni menarik lagi pinggulnya keatas, aqu merasakan gesekan lubang kemaluan yg halus, licin dan lembut, dia menekan lagi, dan kira-kira sekitar 5 cm kemaluanku masuk, dia tarik lagi pinggunya keatas, aqu mulai penasaran karena cara seperti ini menimbulkan kenikmatan yg khas banget, gregel-gregel dinding kemaluan si Murni begitu terasa menggelitik karena gerakan perlahan seolah-olah kemaluanku meraba-raba tiap mili dinding lubang kemaluan si Murni, aqupun semakin menikmatinya.

Kemudian desahan demi desahan terus keluar dari mulut si Murni, dan……ah…aaaahhh….. pelan-pelan si Murni menekan pinggulnya hingga kemaluanku masuk seluruhnya, kemudian dia tarik lagi pelan-pelan…ditekan lagi…..blessss…lagi kemaluanku masuk, begitu terus berulang-ulang hingga sekitar 15 menit, ah… begitu lembutnya permainan si Murni, sesekali terasa olehku denyutan-denyutan halus didalam kemaluan si Murni yg terasa seolah menjepit-jepit ujung kemaluan ku. Kemudian si Murni memasukan lagi kemaluanku dgn menekan pinggulnya, dia tak lagi menarik pinggulnya keatas, tapi dia tekan terus agak lama sehingga begitu dalamnya kemaluanku tertanam didalam kemaluan hangat si Murni, kemudian denyutan-denyutan kemaluannya…aw..terasa begitu nikmat, cenut-cenut….kemudian ada denyutan panjang yg rasanya begitu menjepit ujung kemaluan ku. Ah..mungkin ini yg disebut empot-empot madura dalam pikirku.
Gaya ML seperti ini terus belangsung hingga kurang lebih ¼ jam, aqu benar-benar merasakan nikmat yg baru kali ini kurasakan dibanding dgn kenikmatan saat ML dgn pacarku.

Diujung lubang kemaluanku mulai terasa geli sekali seperti hendak keluar sperma, sementara si Murni terus mengayuh pinggulnya perlahan dan tangan kirinya menarik susunya kearah mulut ku, lalu kuisap-isap pelan hingga isapan kuat, si Murni mulai tak dapat mengkontrol gerakannya, dia menggoyg semakin cepat…cepat lagi dan akhirnya jeritan kenikmatan si Murni muncul lagi, dia mencapai orgasme lagi karena terasa oleh kemaluanku jepitan-jepitan kemaluan dan denyutan-denyutannya yg tak beraturan. Dia mendesah dan menggigit dadaqu, dia orgasme panjang. Dan saat kemaluanku dijepit-jepit oleh kemaluan orgasmenya si Murni, aqupun gak tahan, geli sekali dikemaluan ku, sekujur tubuhku terasa geli linu, merinding dan ah…rasanya nikmat sekali, aqu berusaha terus menggerakan pinggulku keatas dan kebawah agar kemaluanku tetap menggesek kemaluan si Murni yg sedang orgasme dan berdenyut-denyut itu,

Murni pun sadar kalau aqu mau keluar maka dia langsung mengisap punting susuku dan memainkan ujung lidahnya di punting susuku maka kemaluanku semakin terasa geli sekali dan terasa gatal yg teramat sangat diujungnya seolah ingin digaruk terus oleh bagian terdalam kemaluan si Murni, dia semakin aktif mengisap dan memainkan lidahnya di punting susuku dan aqu terus menaik turunkan pinggulku akhirnya aqu pun crot-crot-crot spermaqu muncrat didalam kemaluan si Murni, tanpa sadar si Murni mengaduh keenakan, aduuuuhh…mas…hangat sekali……rintih si Murni, dan aqu merasakn enaknya ketika pertama crot…kemaluan si Murni menjepit, crot kedua kemaluan si Murni berdenyut, dan ketika aqu menekan kemaluan hingga maksimal maka disitulah kenikmatan puncaknya dan tak sadar aqu menarik pinggul si Murni agar kemaluanku menancap semakin dalam dan crot yg terakhir membuat tubuhku bergetar-getar sepeti kejang-kejang, dan si Murni yg sedang orgasme aqu teMbak dgn semprotan spermaqu, maka disinilah impian kenikmatan yg didaMbakan semua wMurnita, hingga selesai proses semprotan spermaqu, kemaluan si Murni masih terus berdenyut-denyut dan terdengar suara si Murni seperti orang menagis, dia benar-benar merasakan orgasme yg luar biasa, begitu juga aqu.

Post By : Bet2Poker